Sunday, December 21, 2008

Candi Borobudur

A. Selayang Pandang



Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terbaik di dunia dan oleh UNESCO dicatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Konon, candi ini sempat terkubur oleh letusan gunung Merapi (950 M) dan baru ditemukan lagi pada abad 19 oleh Gubernur Jenderal Sir Thomas Raffles (1814). Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar. Tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Candi yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada Abad VIII Masehi. Kata borobudur berasal dari bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai Kompleks Candi yang berada di atas bukit. Tinggi bangunan mencapai 34,5 m. Bangunan candi berbentuk tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 10 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat 1460 relief dan Arca Buddha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur nampak seperti bunga teratai.


B. Keistimewaan


Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini memiliki kisah-kisah Buddha yang dipahatkan pada sepanjang dindingnya. Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Gugusan relief itu akan terbaca secara runtut bila pengunjung berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya, Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar yang merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). Selain menjadi simbol tertinggi dalam agama Buddha, stupa dari Borobudur adalah replika dari jagad raya. Hal itu menyimbolkan mikro-kosmos, yang terbagi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama adalah dunia manusia di mana keinginan masih dipengaruhi oleh dorongan negatif. Tingkat kedua, dunia di mana manusia telah mampu mengendalikan dorongan negatifnya dan menggunakan dorongan positifnya. Dan tingkat yang paling tinggi, di mana dunia manusia tak lagi didominasi oleh keinginan-keinginan duniawi. Dengan segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Jadi, tunggu apa lagi?


C. Lokasi


Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. D. Akses Lokasi candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Kalau dari arah Semarang, pengunjung dapat naik bus jurusan Semarang-Yogyakarta dan turun di terminal bus Magelang dengan waktu tempuh 2,5 sampai 3 jam. Dari terminal bus Magelang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan minibus jurusan Borobudur dengan biaya sekitar Rp 5000 (April 2008). Sedangkan jika ditempuh dari arah Yogyakarta, perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Sampai di lokasi parkir, perjalanan sekitar 15 menit masih harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati taman bunga dan tangga. E. Harga Tiket Tiket masuk dibedakan antara turis lokal dengan turis mancanegara. Untuk turis lokal tiket masuk sebesar Rp 9.000 untuk orang dewasa, dan RP 5.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk turis mancanegara Rp 99.000 untuk orang dewasa, dan Rp 54.000 untuk anak-anak (April 2008).


F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Sebagai salah satu tujuan wisata tersohor di dunia, kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas/akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, juga warung telekomunikasi. Di samping itu, keberadaan tenaga guide/pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar Candi akan membuat perjalanan wisata menjadi semakin komplit, karena pengunjung akan dipandu menggali informasi yang terkait dengan sejarah, budaya dan makna arsitektural dari Candi Borobudur.

Saturday, December 20, 2008

Pantai Kukup




Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km di sebelah Timur Pantai Baron. Pantainya landai berpasir putih dan terdapat jalan setapak yang membelah bukit sampai Pantai Baron, serta sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan pantai yang cukup luas dan sangat indah.
Selain itu pantai ini kaya akan biota laut dan juga terkenal dengan beragam ikan hias air laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang pantai. Di pantai ini juga terdapat pendopo cottege dengan fasilitas yang memadai. Sama seperti di Pantai Baron, di setiap bulan Sura di pantai ini juga diadakan Sedekah Laut.

Pantai Baron

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23km arah selatan kota Wonosari, merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan Sundak.
Di pantai ini juga terdapat muara sungai bawah tanah yang bisa digunakan untuk pemandian setelah bermain di laut. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati aneka ikan laut segar maupun siap saji, dengan harga terjangkau, termasuk menu khas pantai Baron yaitu Sop Kakap. Pada sisi sebelah timur dapat dicapai melalui jalan setapak yang melingkar terdapat bukit kapur wisatawan bisa beristirahat di gardu pandang, sambil menghirup udara pantai yang menyegarkan. Kurang lebih 10 km kea rah barat dari Pantai Baron terdapat Pantai Parang Racuk dengan bukitnya yang menjulang dan terjal, dengan leluasa dari atas bukit.
Pada setiap bulan Syuro tahun Jawa masyarakat nelayan setempat menyelenggarakan Upacara Sedekah Laut yang merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panenan ikan yang melimpah dan keselamatan mencari ikan di laut.





Pantai Krakal

Pesona Pantai Krakal Pantai ini telah mempesona para ahli perencanaan turisme dari luar negeri. Mereka menyarankan bahwa pantai ini harus dipersiapkan sebagai resort pantai, terutama bagi para turis asing (seperti turis resort Nusa Dua di Bali). Ketertarikan mereka dalam mengelola pantai Krakal didukung oleh potensi yang menarik, seperti: sebuah pantai berpasir putih yang landai yang terbentang sejuh 5 km. Selalu ada matahari yang bersinar dari pagi hingga malam selama musim panas dan hujan. Angin pantai selalu berhembus dengan sepoi-sepoi. Perjalanan menuju pantai Krakal ini juga melintasi bukit-bukit kapur, diselingi dengan teras-teras batu karang. Hal ini merupakan ciri dari daerah Krakal yang dikelola penduduk. Berdasarkan penelitian geologis, pada zaman yang silam, daerah ini merupakan dasar dari lautan yang oleh proses pengangkatan yang terjadi pada kerak bumi, dasar laut ini semakin lama semakin meninggi dan akhirnya muncul sebagai dataran tinggi. Batu-batuan karang yang nampak pada waktu itu merupakan bekas rumah binatang karang yang hidup di air laut saat itu. Pantai Krakal merupakan pantai yang paling indah, di antara seluruh hamparan pantai di sepanjang pulau Jawa. Pantai ini akan dibangun menjadi kawasan pantai dan perkampungan wisatawan, khususnya wisatawan asing, semacam tourist resort Nusa Dua di pulau Bali. Pantai Krakal, bentuk pantainya landai, berpasir putih, terhampar sepanjang lebih dari 5 km. Pantai ini menerima panas matahari dari pagi hingga petang hari sepanjang tahun. Angin laut yang terhembus sangat sejuk, ombaknya cukup besar. Meskipun masih satu mata rantai dari kunjungan ke Pantai Baron dan Pantai Kukup, nuansa perjalanan menuju lokasi Pantai Krakal sedikit berbeda. Bahkan boleh dikatakan, Pantai Krakal memberikan gambaran seutuhnya tentang panorama pantai. Disepanjang perjalanan menuju lokasi pantai ini, terlihat keindahan pemandangan bukit-bukit kapur diselingi dengan teras-teras batu karang. Paduan bebatuan seperti ini dikenal dengan nama daerah karst, yakni bekas dasar laut yang mengalami proses pengangkatan kerak bumi sehingga menjulang ke atas membentuk sebuah dataran tinggi. Batu-batu karang ini dulunya adalah bekas sarang/rumah binatang karang yang hidup pada saat itu. Pantai Krakal relatif landai. Hal ini memungkinkan sinar mentari menghidupkan cakrawala perpantaian, dan angin laut berhembus dengan sejuk. Pasir putih terhampar cukup panjang di tepian pantai, yakni sekitar 5 km, seolah selalu putih bersih dibasuh oleh deburan ombak yang cukup besar. Untuk mencapai pantai Krakal Anda harus melalui Wonosari, ibukota kabupaten Gunungkidul, sekitar 38 km dari Yogyakarta. Jalan yang berliku-liku dan menanjak sudah diaspal dengan baik. Pantai Krakal terletak kira-kira 21 kilometer dari Wonosari, lokasinya terletak sekitar 7 km ke timur dari jalan utama yang bercabang ke pantai Baron. Para ahli geologi mengatakan bahwa dahulu, tempat ini berada dibawah permukaan laut. Di dalam karangnya, masih banyak fosil yang masih dapat ditemukan. Diantara semua pantai yang membentang di pantai Jawa, Krakal adalah yang paling indah dengan pasirnya yang putih dan dikelilingi dengan tebing-tebing. Sementara itu ombaknya yang besar dan juga buihnya yang putih memberikan nuansa lebih pada pantai ini. Secara keseluruhan, merupakan tempat yang paling cocok untuk berjemur. Pantai ini juga menawarkan tanaman laut yang beraneka macam jenisnya dan beragam warnanya. Pantai Krakal sangat dekat dengan pantai Kukup dan Teluk Baron. Teluk ini kenyataannya adalah merupakan saluran air bawah tanah yang keluar tepat di tepi pantai.

Friday, December 19, 2008

Wisata Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran Kawasan Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Ciamis dan Provinsi Jawa Barat. Bahkan, kawasan yang berada di Pantai Selatan Jawa ini masuk dalam agenda kunjungan wisata Indonesia tahun 2008. Karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Budaya setempat, terus membenahi dan melengkapi berbagai fasilitas penunjang kawasan wisata Pantai Pangandaran. KeistimewaanPengunjung dapat menikmati panorama alam Pantai Pangandaran yang indah dan hamparan landai pasir putih pantainya yang memesona. Dua bukit yang mengapit Pantai Pangandaran membuat angin berhembus pelan dan riak ombak lautnya relatif kecil, sehingga pengunjung nyaman melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang menggunakan ban, berperahu mengelilingi semenanjung, memancing, bersantai di pantai, atau sekadar mencerap keindahan alamnya dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut. Selain itu, pengunjung dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama. Bagi pengunjung yang ingin menyelam, di kawasan ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang indah. Jalan di sekitar pantai ini sudah beraspal mulus, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan tersebut dengan kendaraan bermotor atau sepeda. Bila malam tiba, pengunjung tetap akan merasa nyaman berada di Pantai Pangandaran, karena kawasan tersebut telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai. Setiap akhir pekan, biasanya digelar pertunjukan seni tradisional Jawa Barat. Selain itu, pada bulan-bulan tertentu digelar berbagai event, seperti hajat laut nelayan Pangandaran pada bulan Maret, nyiar lumar pada bulan Juni, festival layang-layang internasional (Pangandaran International Kite Festival) pada bulan Juli, karnaval perahu hias pada bulan Agustus, lomba memancing pada bulan September, wisata lintas alam dan off road pada bulan Oktober, dan pesta perayaan tahun baru pada bulan Desember. LokasiPantai Pangandaran terletak di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. AksesDari Bandung, pengunjung dapat menggunakan rute Bandung – Tasikmalaya - Pangandaran. Jaraknya sekitar 236 kilometer. Selain dengan bus, pengunjung dapat naik kereta api sampai stasiun Banjar. Dari Banjar, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus sampai Pangandaran. Dari Yogyakarta, pengunjung dapat menggunakan rute Yogyakarta - Cilacap - Banjar - Pangandaran. Jaraknya sekitar 385 kilometer. Selain dengan bus, pengunjung dapat naik kereta api sampai stasiun Banjar. Dari Banjar, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus sampai Pangandaran. Akomodasi dan Fasilitas Di kawasan wisata Pantai Pangandaran terdapat berbagai fasilitas penunjang, seperti areal parkir yang luas dan aman, hotel dan wisma dengan berbagai tipe, tim SAR, pondok wisata, bumi perkemahan, pramu wisata, dan pusat informasi pariwisata. Di samping itu, di kawasan tersebut terdapat fasilitas lainnya, seperti bank, ATM, money changer, restoran, warung makan, gedung bioskop, diskotik, tempat penyewaan sepeda dan ban, jet ski, kantor pos, wartel, voucher isi ulang pulsa, para sailing, serta sentra oleh-oleh dan outlet cinderamata.

Wednesday, December 17, 2008

Bledug Kuwu - Purwodadi

Alam indonesia kita sangatlah kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, banyak sekali tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia ini yang tidak banyak orang tahu, salah satunya adalah Tempat Wisata Bledug Kuwu yang ada didaerah Purwodadi Jawa Tengah. Tempat wisata yang satu ini sangatlah unik, sangat berbeda dengan tempat wisata-wisata lainnya, tempat wisata ini bernama Bledug Kuwu. Jika di Amerika Serikat kita dapat menjumpai SALT LAKE (padang garam) yang berasal dari dangkalan laut kemudian berubah menjadi daratan luas, dan pada saat ini daratan tersebut sering digunakan sebagai ajang pengujian kendaraan tercepat didunia. Lain halnya dengan dangkalan laut yang terdapat di Indonesia, sekaligus merupakan keajaiban alam yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain, namanya bledug kuwu, letaknya disamping desa kluwu, kecamatan kradenan kabupaten grobogan, juga karena suaranay yang secara periodik meletupkan bunyi bledug(seperti meriam yang terdengar dari kejauhan)dari gelembung lumpur bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Melalui proses tersebut menjadikan daratan bledug yang dulunya berada didasar laut, sekarang menjadi daratan yang mempunyai ketinggian kurang lebih 53m dari permukaan laut. Luas arealnya 45Ha dengan suhu minimum 31derajat celcius.Untuk melalui Tempat Wisata Bledug kuwu ini kita harus menempuh jalan darat, dari semarang melalu purwodadi sampai ke desa Kluwu. Selama perjalanan kita disuguhi banyak sekali pemandangan alam yang sangat indah, hamparan sawah yang hijau dan langit yang biru. Pemandangan bukit-bukit yang begitu indah, sehingga perjalanan untuk menuju tempat wisata ini tidaklah terasa membosankan. Karena mata kita sangat segar karena memandang pemandangan alam yang serba hijau dan indah. Sesampai di Bledug Kuwu, ada perbedaan yang sangat mencolok. Selama perjalanan kita disuguhi oleh pemandangan alam yang indah dan subur, tetapi sangat bertolak belakang dengan Bledug Kuwu. Daerah yang sangat tandus, panas, dan tidak subur. Tetapi ini menjadikannya sangat indah, dua sisi yang berbeda. Selain menikmati keindahan wisata Bledug Kuwu, ternyata disana banyak sekali penduduk desa yang mencari nafkahnya dari Bledug Kuwu sebagai petani garam. Dari sumber air garam bledug kuwu, petani garam mengolahnya hingga menjadi garam dapur. Kemashyuran rasa garam gledug kuwu pernah tercatat dalam sejarah keraton surakarta. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai keterangan dari masyarakat sekitarnya. Didaerah ini terdapat gunungan-gunungan kecil yang puncaknya mengeluarkan lumpur berwarna kekuning kuningan. Bledug Kuwu mempunyai keistimewaan tersendiri, apabila dilihat dari peta geologi Dr AJ Panekoek, bahwasanya tanah-tanah yang ada bledugnya adalah jenis Aluvial Plains(tanah endapatan atau tanah mengendap) bersamaan dengan meletupnya bledug, keluarlah uap, gas dan air garam. Suara bledug terjadi karena muntahnya kawah yang berupa lumpurdengan warna kelabu atau kelabu kehitam hitaman, tetapi kalau dicampur dengan air maka akan menjadi putih. Apabila diendapkan air endapan bledug kuwu adalah tanah kapur dan tepat sekali apabila disitu dulunya laut kemudian menjadi daratan, karena erosi dari gunung kapur sudah tentu tanah endapannya mengandung kapur. Sebagaimana obyek-obyek wisata alam lainnya di tanah air, obyek wisata Bledhug Kuwu juga memiliki legenda yang cukup memikat yang melatar-belakangi kemunculannya. Dikisahkan, pada sekitar abad ke-7 Masehi, daerah Grobogan termasuk dalam wilayah Kerajaan Medang Kamolan yang diperintah oleh Dinasti Sanjaya/Syailendra. Salah seorang raja dari dinasti ini adalah Dewata Cengkar, seorang yang konon amat gemar makan daging manusia. Karena kesukaan raja yang aneh tersebut, membuat rakyat merasa ketakutan. Mereka tidak ingin menjadi santapan sang raja yang haus darah itu. Berbagai cara dilakukan untuk melawan sang raja, tetapi semuanya sia-sia saja. Tak ada yang bisa mengalahkan kesaktian sang raja. Beberapa waktu kemudian, muncullah Ajisaka, seorang pengembara, yang merasa prihatin dengan penderitaan yang dialami oleh rakyat. Ajisaka pun kemudian berusaha untuk menghentikan kebiasaan sang raja. Dengan disaksikan oleh ribuan pasang mata, Ajisaka pun menantang adu kesaktian dengan sang raja. Banyak orang yang menyangsikan kemampuan Ajisaka, mengingat tubuhnya yang kecil. Namun apa pun, masyarakat tetap menaruh harapan kepada Ajisaka. Sang raja yang menerima tantangan Ajisaka hanya terbahak-bahak. Raja pun menawarkan, kalau seandainya Ajisaka mampu mengalahkannya, maka Ajisaka berhak memperoleh hadiah berupa separuh wilayah kerajaan. Sebaliknya, jika Ajisaka kalah, maka raja akan memakan tubuh Ajisaka. Ajisaka pun menyanggupi semua tawaran sang raja. Adapun permintaan terakhir Ajisaka kepada sang raja adalah, jika dia kalah dan tubuhnya dimakan oleh sang raja, Ajisaka memohon agar tulang-tulangnya nanti ditanam dalam tanah seukuran lebar ikat kepalanya.Tentu saja sang raja segera mengiyakan dan sama sekali tidak menduga bahwa ikat kepala Ajisaka itu adalah ikat kepala yang mengandung kesaktian. Ajisaka segera melepas ikat kepalanya dan kemudian menggelarnya di atas tanah. Ajaib, ikat kepala itu berubah menjadi melebar. Raja Dewata Cengkar menggeser tempat berdirinya. Hal itu berlangsung terus seiring dengan makin mebelarnya ikat kepala Ajisaka, sampai akhirnya Dewata Cengkar tercebur di Laut Selatan. Namun Dewata Cengkar tidak mati, sebaliknya, tubuhnya menjelma menjadi bajul (buaya) putih. Sepeninggal Dewata Cengkar, rakyat kemudian menobatkan Ajisaka sebagai raja di Medang Kamolan. Pada saat Ajisaka memerintah Medang Kamolan, muncullah seekor naga yang mengaku bernama Jaka Linglung. Menurut pengakuannya, dia adalah anak Ajisaka dan saat itu sedang mencari ayahnya. Melihat wujudnya, Ajisaka menolak untuk mengakuinya sebagai anak. Ajisaka pun berusaha menyingkirkan sang naga, tetapi dengan cara yang amat halus. Kepada sang naga, Ajisaka mengatakan akan mengakuinya sebagai anak, jika naga itu berhasil membunuh buaya putih jelmaan Dewata Cengkar di Laut Selatan. Terdorong keinginan untuk diakui sebagai anak, Jaka Linglung pun menyanggupi permintaan Ajisaka untuk membunuh Dewata Cengkar. Jaka Linglung pun segera berangkat. Oleh Ajisaka, Jaka Linglung tidak diperkenankan melalui jalan darat agar tidak mengganggu ketenteraman penduduk. Sebaliknya, Ajisaka mengharuskan Jaka Linglung agar berangkat ke Laut Selatan lewat dalam tanah. Singkatnya, Jaka Linglung pun sampai di Laut Selatan dan berhasil membunuh Dewata Cengkar. Sebagaimana berangkatnya, kembalinya ke Medang Kamolan pun Jaka Linglung melalui dalam tanah. Dan sebagai bukti bahwa dia telah berhasil sampai di Laut Selatan serta membunuh Dewata Cengkar, Jaka Linglung tak lupa membawa seikat rumput grinting wulung dan air laut yang terasa asin. Beberapa kali Jaka Linglung mencoba muncul ke permukaan, karena mengira telah sampai di tempat yang dituju. Kali pertama dia muncul di Desa Ngembak (kini wilayah Kecamatan Kota Purwodadi), kemudian di Jono (Kecamatan Tawangharjo), kemudian di Grabagan, Crewek, dan terakhir di Kuwu (ketiganya masuk Kecamatan Kradenan). Di Kuwu inilah, konon Jaka Linglung sempat melepas lelah. Dan tempat munculnya inilah yang kini diyakini menjadi asal muasal munculnya Bledhug Kuwu.

Tuesday, December 16, 2008

Wisata Air Panas Guci - Tegal

Mata Air Panas Guci

Sahibul hikayat, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini. Nah, Sampai saat ini, setiap malam Jumat Kliwon, banyak orang datang dan mandi di tempat pemandian air panas ini untuk mendapat berkah. Apa yang anda bayangkan begitu teringat nama Tegal? Warteg, Martabak, atau Teh Poci Apapun jawabannya, semuanya memang identik dgn Tegal. Jadi orang Tegal patut bangga. Membayangkan nikmatnya seruput teh tubruk Slawi, dengan gula batu, dituang dari Poci tanah liat….hhem nikmatnya… Ini mengingatkan kenangan masa silam saat-saat sebelum Sosro melahirkan teh celup. Teh tubruk sekarang agak sulit dicari, kecuali pada momen tertentu barangkali, nostalgia atau anda datang langsung ke Tegal. Cerita tentang Teh Poci, teringat Guci. Guci sebuah poci pancuran besar yg berasal dari alam. Airnya mengepul panas dari perut bumi, yang ditampung di dalam kolam, membentuk pemandian umum. Tua, muda, lelaki, perempuan berendam bersama-sama. Penikmatnya duduk leyeh-leyeh menikmati hangatnya pancuran ditengah dinginnya pegunungan Slamet. Air panas bercampur belerang, meregangkan otot yg kaku kedinginan, juga memberikan efek penyembuhan kulit2 yang sudah menua. Mitos dan kenyataan tentang air belerang ini sudah diakui berlaku di gunung manapun. Guci pemandian alam yang khas Tegal, siapapun tanpa memandang jenis kelamin atau usia, semuanya dipersilahkan duduk tenang berendam, tak perlu risih berbaur dipancuran yg sama. Buat yang sedikit malu-malu kucing, boleh pake kaca mata gelap, asal jangan lirak-lirik saja. Ada 13 pancuran umum dan 10 air terjun alam. Tinggal pilih, semuanya baru keluar dari sumber mata air yg sama. Guci berada 40 km di selatan kota Tegal. Ambil jurusan ke selatan menuju Slawi, terus aja ke selatan lewat Lebaksiu, ke arah Purwokerto. Lebaksiu itu kota kecamatan kecil dimana sebagian besar penduduknya migran pedagang martabak di kota2 besar dari Sabang sampai Marauke, termasuk semua yg ada di Bontang. Jadi kalau beli martabak biar dikasih murah, tebak aja penjualnya, mas kulo saking Tegggalll, bapake Lebaksiu-ne pundi ? …..setelah itu ada penujuk jalan yg menunjukkan tanda arah Guci, belok kiri lewat Bumi Jawa, desa Tuwel dan akhirnya mentok diatas di ketinggian 1,050 meter dpl. Guci sudah komersial, jadi anda bisa mendapatkan banyak pilihan dari melati sampai bintang empat. Ada sarana rekreasi ikutan spt menunggang kuda dan hiking. Dari yang sekedar menikmati keindahan alam, memperbaiki kulit, ataupun yang sedang mencari pesugihan. Suasana pegunungan dan keramaian yang ada mirip peristirahatan di Puncak Pass Cianjur. Sayur2an segar dari kebun di lereng2 gunung banyak dijajakan, dan biasa dibawa sebaga buah tangan. Guci tempat yang cocok untuk liburan keluarga. Pada musim liburan, mungkin terlalu ramai, tetapi buat yang punya masalah kulit tidak usah ragu2 untuk berendam bersama, airnya jernih dan terus mengalir dan tentunya mumpung lagi di Tegal.

Tuesday, December 9, 2008

Candi Prambanan - Candi Roro Jonggrang

Terletak 13 Km dari kota Klaten, menuju barat pada jalur jalan ke Yogyakarta dan 17 Km dari Yogya menuju timur pada jalur jalan ke kota Klaten/Surakarta,Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan.
Dikisahkan dalam cerita tersebut ada seorang raksasa bernama Bandung Bandawasa yang memiliki kekuatan supranatural. Dia ingin mempersunting putri Rara Jonggrang. Untuk itu dia harus membuat candi dengan seribu arca didalamnya dalam waktu satu malam. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Bandung Bandawasa, namun Rara Jonggrang curang sehingga pada saat yang ditentukan candi itu belum selesai, kurang sebuah arca lagi. Bandung Bandawasa marah dan mengutuk putri Rara Jonggrang menjadi pelengkap arca yang keseribu. Arca tersebut dipercayai sebagai arca Durgamahisasuramardhini yang berada di bilik utara Candi Siwa.
Kompleks Candi Prambanan mempunyai 3 halaman, yaitu halaman pertama berdenah bujur sangkar, merupakan halaman paling suci karena halaman tersebut terdapat 3 candi utama (Siwa, Wisnu, Brahma), 3 candi perwara, 2 candi apit, 4 candi kelir, 4 candi sudut/patok. Halaman kedua juga berdenah bujur sangkar, letaknya lebih rendah dari halaman pertama. Pada halaman ini terdapat 224 buah candi perwara yang disusun atas 4 deret dengan perbandingan jumlah 68, 60, 52, dan 44 candi. Susunan demikian membentuk susunan yang konsentris menuju halaman pusat.
Seni hias yang sangat menarik di kompleks Candi Prambanan ini adalah hiasan-hiasan yang berupa relief arca dewa Lokapala (8 dewa penjaga arah mata angin) yang dipahatkan pada dinding luar kaki Candi. Disamping itu, juga terdapat relief cerita Ramayanadan Kresnayana. Relief Ramayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan Candi Siwa di candi Brahma. Relief Kresnayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan Candi Wisnu. Selain relief arca Dewa Lokapala, relief Ramayana, dan Kresnayana, seni hias di kompleks Candi Prambanan yang menonjol adalah hiasan yang lazim disebut motif prambanan, yaitu suatu hiasan pada batur candi yang berupa seekor singa yang dalam posisi duduk diapit oleh pohon kalpataru (= pohon hayati/pohon kehidupan). Hiasan semacam ini hanya terdapat di candi Prambanan sehingga disebut dengan motif candi prambanan. Hiasan-hiasan lainnya yang banyak menghiasi dinding luar batur candi adalah pohon kalpataru yang diapit sepasang mahluk kayangan yang lazim disebut kinara-kinari (= mahluk berkepala manusia berbadan burung). Di sekitar candi Prambanan dapat dikunjungi pula beberapa candi Budha seperti candi Sajiwan, candi Lumbung, candi Sewu dan candi Plaosan. Selama bulan Mei sampai Oktober pada saat bulan purnama di plataran terbuka candi Prambanan diadakan Sendratari Ramayana yang dimulai pada pukul 19.00 - 21.00 wib.

Pemandangan di Gunung Dieng - Wonosobo

Secara administratif dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) dengan ketinggian kurang lebih 2088 m DPL dengan suhu rata-rata 13-17 C, berada di lokasi wilayah kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng merupakan dataran yang terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah jelas terlihat dari dataran yang terletak di tengah dengan dikelilingi oleh bukit-bukit. Sebelum menjadi dataran, area ini merupakan danau besar yang kini tinggal bekas-bekasnya berupa telaga. Bekas-bekas kawah pada saat ini, kadang-kadang masih menampakan aktivitas vulkanik, misalnya pada kawah Sikidang. Disamping itu juga aktivitas vulkanik, yang berupa gas / uap panas bumi dan dialirkan melalui pipa dengan diameter yang cukup besar, dan dipasang di permukaan tanah untuk menuju ke lokasi tertentu yang berada cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan dimanfaatkan untuk Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi. Dengan kondisi topografi, pemandangan alam yang indah dan situs-situs peninggalan purbakala yang berupa candi, sehingga dataran tinggi Dieng mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan sekaligus obyek peninggalan sejarah yang menarik.
Dataran tinggi Dieng dianggap merupakan suatu tempat yang memiliki kekuatan misterius sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur, sehingga tempat ini dianggap suci. Dieng berasal dari kata Dihyang yang artinya tempat arwah para leluhur. Terdapat beberapa komplek candi di daerah ini, komplek Candi Dieng dibangun pada masa agama Hindu, dengan peninggalan Arca Dewa Siwa,Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya bercirikan Agama Hindu. Candi-candi yang berada di dataran tinggi Dieng diberi nama yang berkaitan dengan cerita atau tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lokan Mahabarata, misalnya candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi Srikandi dan candi Puntadewa.
Nama candi tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi bangunan dan diperkirakan nama candi tersebut diberikan setelah bangunan candi tersebut ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Tokoh siapa yang membangun candi tersebut belum bisa dipastikan, dikarenakan informasi yang terdapat di 12 prasasti batu tidak ada satupun yang menyebutkan siapa tokoh yang membangun.
Dari prasasti batu yang ditemukan, menyebutkan angka tahun 731 saka (809 Masehi) dan 1210 Masehi, dari informasi ini dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa tempat suci Agama Hindu digunakan kurang lebih 4 abad. Dari sisi arsitektur candi-candi di komplek agak berbeda dibandingkan dengan candi-candi umumnya di Pulau Jawa, terutama candi Bima. Bentuk bagian atas candi Bima merupakan perpaduan gaya arsitektur India Utara dan India Selatan. Gaya arsitek India Utara nampak pada bagian atas yang disebut dengan Sikhara, sedangkan arsitektur India Selatan terlihat adanya hiasan Kudu yaitu hiasan kepala-kepala dewa yang seolah melongok keluar dari bilik jendela.